gc story

GC Story ~When They are Still Young~

  kali ini akan menceritakan dimana para Chaser kita masih hijau dan belum melakukan petualangan besar mereka. akan tetapi mereka sudah bertemu dan melakukan petualangan yang lucu.

selamat menikmati


Chapter 1. The First Meeting

Di negara yang tenang bernama Bermesiah, terdapat kota yang cukup makmur bernama Kanavan. Di dalam kota tersebut terdapat seorang anak perempuan yang penuh semangat bernama Elesis. Ia suka berlatih pedang dengan ayahnya dan suatu saat nanti akan mengikuti jejak ayahnya sebagai Knight.

Trang, Trang (bunyi pedang beradu)

Esclud: Gerakan km masih lambat nak. kamu harus banyak berlatih lagi.
Elesis: Ini masih belum seberapa ayah. Heahh...

Trang, Duak.. (sambil menangkis serangan Elesis, Esclud lgs berbalik menyerang dengan menendang Elesis)

Elesis: Aduh...!!!
Esclud: Hahaha. itu kalau km terlalu fokus menyerang satu titik saja sehingga pertahanan kamu terbuka.
Elesis: Huh... apa ayah tidak mau mengalah pada anaknya yg manis ini.
Esclud: Hahaha. Jika km ingin menjadi seorang Knight seperti ayah. km tidak boleh manja seperti itu.

melihat ayahnya lengah Elesis langsung menyerang.

Elesis: (kesempatan) Heaaa....

Trang, Duak.. (kembali lagi Esclud menangkis serangan Elesis dengan santai lalu membalasnya kembali)

Elesis: Aduh...!!!
Esclud: Hahaha. kamu kira serangan dadakan dapat mengenai ayah.
Elesis: Huh... Ayah yg terlalu kuat. Kalo begini gimana aku bisa menyamai atau melebihi ayah?
Esclud: Km harus sabar Elesis. semua ada tahapannya. asal km tidak menyerah pasti kamu bisa melebihi ayah.
Elesis: Baik ayah. ayo kita lanjutkan.
Esclud: itu baru anak ayah.

Mereka melanjutkan latihan mereka sampai sore menjelang. sore itu Esclud harus melanjutkan tugasnya sebagai Knight dan pergi untuk beberapa hari. Keesokan harinya...

Elesis: Huh.. disini membosankan. anak laki-lakinya penakut. masa baru kena pukul sekali langsung nangis. aku coba berlatih sendiri ah!!

Elesis bergegas pergi ke hutan Eryuell untuk berlatih sendiri.

Duak (Elesis berhasil mengalahkan seekor jamur)
Elesis: phew... monster disini lumayan juga buat latihan. mereka tidak mengeluh kalo aku hajar berkali-kali. hehehe
Elesis: selain itu lumayan juga buat bahan masakan ibu dirumah.

Srak, srak, srak (bunyi dedaunan pohon bergerak)

Elesis: Siapa disana!!!

sambil berbalik tiba". Elesis melihat bayangan bergerak cepat diantara pepohonan. tiba" sebuah benda melesat mengarah pada Elesis.

Elesis: Heah!!!

Elesis dengan mudah membelah benda yang melesat padanya. ternyata hanya sebuah biji kenari.

Elesis: Siapa kamu? Ayo keluar, jangan berani sembunyi saja!!!

sebuah sosok muncul dari balik ranting pohon. tetapi bayangan dari dedaunan masih menutupi sosok sebenarnya. siapakah orang tersebut?

To be continued...

Chapter 2. Sword versus Arrow

Fyuuu....
Angin kencang menerpa dedauan di ranting pohon membuatnya terangkat sehingga sosok misterius itu terlihat dengan jelas.

Elesis: (wah ternyata seorang Elf. Baru kali ini aku melihatnya.)
Elf: Hei manusia. mengapa kamu datang mengacaukan ketenangan yang ada di hutan ini.
Elesis: Sebenarnya saya hanya ingin berlatih pedang. tetapi tiba" saja para jamur menyerangku.
Elf: tentu saja mereka akan menyerangmu krn keberadaanmu mengancam mereka.
Elesis: kalau begitu maafkan aku jika keberadaanku mengganggu. Baiklah aku akan pergi dari sini.

Sang Elf terdiam sejenak kemudian memanggil kembali Elesis.

Elf: Hei manusia. kalau tidak salah tadi km ingin berlatih pedang. bagaimana kalau kamu berlatih denganku?!
Elesis: Eh?! Boleh saja. tapi kamu menggunakan senjata apa?
Elf: Aku akan menggunakan busur dan panah ini.
Elesis: uah... itu sih curang. sudah menyerang dari jauh ujung panah kan tajam.
Elf: tenang saja. karena aku masih pemula, aku hanya diperbolehkan menggunakan panah tanpa kepala ini.
Elesis: Wah. kalau begitu baru adil. baiklah mari kita mulai.

Elesis kemudian mengambil kuda" dan berkonsentrasi menghadapi serangan Elf.

Elf: baiklah aku mulai.

wush, wush, wush
Elf melepaskan panahnya dengan cepat sambil berpindah" tempat.

trak, trak, trak
Elesis menebas semua panah yg datang dengan mudah.

Elesis: Eh.. ini sih mudah. apa tidak ada yg lebih sulit.
Elf: ow mau yg lebih sulit?! bagaimana dengan ini!!

Kali ini Elf menggunakan 2 panah sekaligus dalam sekali serang.
wus,wus,wus,wus...

trak,trak,trak...
Elesis: wah...wah.. op...op... jangan cepat" donk

Elesis mulai kewalahan menerima serangan panah dari Elf tapi masih dapat bertahan.

Elf: Apa?! masih kurang?! baiklah aku akan menembakkan lebih banyak lagi.hehehe

Sambil tersenyum Elf kali ini melepaskan 3 panah dalam sekali serang. Serangan kali ini membuat Elesis benar" kewalahan dalam mempertahankan dirinya sehingga sebagian serangan mengenai tubuhnya.

Elesis: Adaw...Adaw...(aku harus mencari cara supaya dapat menghentikan serangannya. tapi bagaimana?)

tanpa Elesis sadari, dari dalam diri Elesis mengalir kekuatan yang sangat besar. kemudian....

Elesis: GRRRAAAA.....

teriakan keras dari Elesis menyebabkan pohon disekitarnya bergetar keras, daun-daun berguguran dan para burung terbang menjauh karena kaget mendengarnya. Elf kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh.

Elf: Uwaaa....
Elesis: Awas!!

dengan lincah Elf segera memutar badannya di udara dan jatuh dengan anggun.

Elf: Huff.. hampir saja. waw, sebagai manusia kamu lumayan hebat bisa menghentikan seranganku.
Elesis: enggak kok. itu juga hanya kebetulan.
Elf: Bagaimana mulai saat ini kita berteman dan sebagai teman berlatih?! perkenalkan namaku Lire.
Elesis: Kenalkan juga namaku Elesis.

Begitulah awal bagaimana Elesis dan Lire bertemu. berikutnya mereka akan bertemu dengan banyak petualangan, teman serta lawan yang akan membawa mereka pada petualangan yg lebih besar.

To be continued... 
 
Chapter 3. Boy With Long Hair

Suatu hari yang cerah di kota Kanavan. Hari ini Elesis akan menyambut kepulangan ayahnya yang telah lama pergi menjalankan tugas.

Ibu: Elesis. Tolong km bantu ibu belanja di kota untuk keperluan memasak ibu.
Elesis: Baiklah. Apa saja yang harus aku beli ibu!?

Ibu Elesis segera memberikan daftar barang yang harus dibeli dan memberikan uang.

Elesis: Wah banyak juga yg harus di beli. Yosh... lumayan buat latihan beban.
Ibu: Sebelum berangkat jangan lupa memberi hormat sama kakekmu.
Elesis: Baik Bu.

Elesis menghampiri sebuah altar. Disana terdapat sebuah foto seorang laki-laki berambut hitam yang gagah. kemudian Elesis memberi hormat.

Elesis: Kakek, aku berangkat dulu yah. Ibu... aku berangkat.
Ibu: Hati" dijalan.

Setelah berpamitan, Elesis segera menuju ke pasar di pusat kota. Setelah beberapa jam berbelanja akhirnya Elesis selesai membeli semua barang yang diperlukan.

Elesis: Fiuh.. lumayan berat juga nih. tapi gpp krn ini buat latihan juga. Ow yah.. mampir ke toko permen kesukaanku dulu. tadi di catatan yang diberikan, ibu memebrikan uang lebih untukku membeli permen.

Sambil bersiul Elesis segera menuju toko permen kesukaannya. Tampak disana ada anak berambut panjang sedang membeli permen.

Elesis: Pak. Permen Loli Specialnya satu.
Penjual Permen: Yah... sayang sekali nak. baru saja permen terakhir dibeli sama anak ini.
Elesis: Eeeeehh... apa tidak ada lagi pak. padahal aku sudah lama ingin beli.
Long Hair Boy: ..... Pak saya tidak jadi beli. kasih permennya buat anak ini saja.
Elesis: Eh... Boleh?! Lucky. Terima kasih cc.
Long Hair Boy: ..... saya bukan perempuan loh.
Elesis: Eh... Bukan?! Maaffff... saya kira perempuan soalnya kamu berambut panjang.
Long hair Boy: Gpp. Banyak yang sering salah sangka kok.
Elesis: Sekali lagi terima kasih buat permennya yah.
Long Hair Boy: yah sama". selamat menikmati permennya yah.

Setelah mengucapkan itu. anak berambut panjang tersebut segera pergi. Tiba"...

Bocah A: HEIII..... ERUDON...!! Ayo kita tanding ulang di sini. Kamu beruntung bisa mengalahkanku saat latihan.
Bocah B dan C: Iya tuh. Erudon pasti maen curang maennya lari terus. pasti pake cheat.
Long Hair Boy: .......
Bocah A: Hei jangan acuhkan aku.
Long Hair Boy: Kita selesaikan saat latihan saja.
Bocah A: Tidak bisa. Gara" km mengalahkanku, aku dimarahi habis"an oleh ayahku.
Long Hair Boy: Itu karena km terlalu bersikap sombong sehingga saat kalah km tidak bisa menerimanya.

Setelah mengucapkan itu anak berambut panjang segera meninggalkan Bocah A.

Bocah A: Dasar kamu...

Tidak terima diperlakukan seperti itu Bocah A melemparkan batu ke arah anak berambut panjang.

Trak. tiba" sebuah batang kayu menangkis batu yang dilempar.

Elesis: Hei. Kalo berani jangan serang dari belakang donk. Itu curang namanya.
Bocah A: Siapa km perempuan?! jangan ikut campur urusanku.
Elesis: Aku tidak ingin ikut campur. Tapi kalo urusannya sudah main curang aku tidak akan diam.
Long hair Boy: .....
Bocah A: Huh. Sombong km. B, C ayo hajar perempuan itu.
Bocah B dan C: Baik Booss...

Bocah B dan C segera menyerang Elesis dengan batang kayu dari 2 arah bersamaan. Elesis dapat menghindarinya dengan mudah. lalu melakukan serangan balasan. akan tetapi karena sambil membawa barang, keseimbangan Elesis hilang sehingga ia terjatuh.

Elesis: Aduh... (celaka)
Bocah B dan C: Hahaha.... rasakan serangan ini.

Slash, slash

Elesis: ..... (loh kok tidak sakit)

saat Elesis membuka matanya terlihat sosok anak berambut panjang didepannya memegang sebatang kayu. sedangkan Bocah B dan C memengangi tangannya karena kesakitan.

Bocah A: Dasar kau Erudon. Lihat nanti pembalasanku. Ayo kita mundur.
Bocah B dan C: Hiks,hiks... Baik Boss...

Melihat Bocah A,B dan C pergi, anak berambut panjang menjulurkan tangannya untuk membantu Elesis berdiri.

Long Hair Boy: Km tidak apa"?
Elesis: Ya, tidak apa". Terima kasih.
Long Hair Boy: Kalau aku lihat km cukup terlatih menggunakan pedang.
Elesis: Iya. karena ayahku seorang Knight.
Long hair Boy: Pantas saja. Hmm... bagaimana kalau km ikut pelatihan Knight yg aku ikuti. Disana akan menerima anak" berbakat seperti km.
Elesis: Wah boleh juga itu. Ow yah perkenalkan namaku Elesis.
Long Hair Boy: Aku Ronan. Ronan Erudon. Pangil saja aku Ronan.

Sejak saat itu Elesis dan Ronan menjadi sahabat dan stelah mendapatkan ijin dari ayahnya, Elesis selalu mengikuti pelatihan para calon Knight dan mendapat perhatian khusus para pelatihnya karena bakatnya.

To be continued...
 
Chapter 4. Genius Student

Suatu pagi yang cerah di tempat pelatihan calon Knight Kanavan. Terdengar bunyi pedang kayu beradu dimana".

Trak, Trak, Trak...

Pelatih Calon Knight: Ronan. Elesis. Kemari kalian.
Elesis dan Ronan: Baik!!

Elesis dan Ronan menghentikan latihannya dan menghadap sang pelatih.

Pelatih Calon Knight: Ronan. Elesis. Saya akan memberikan tugas kepada kalian. Tugas ini nantinya akan kalian dapat juga setelah menjadi Knight, tapi tugas kali ini tidak susah. Cukup kirimkan surat ini ke Ketua Guild Perguruan Violet Mage di kota Serdin.
Elesis: Wah... keren. Aku baru tahu kalo ada tugas seperti ini.
Pelatih Calon Knight: Ini adalah tugas pertamamu Elesis. Krn melihat kemampuanmu sangat baik, saya memutuskan memberikan tugas ini padamu dan Ronan akan menemani tugas pertamamu ini.
Elesis: Jadi km sudah sering menerima tugas seperti ini Ronan?
Ronan: Tidak juga. Karena aku sering pergi ke kota Serdin makanya pelatih memintaku untuk menemanimu.
Pelatih Calon Knight: Bersiaplah kalian karena aku ingin kalian sudah kembali sebelum sore.
Elesis dan Ronan: Siap!!

Kemudian Pelatih memberikan surat yang ingin diantar serta memberikan tiket kereta kuda pulang pergi Kanavan - Serdin kepada mereka. Setelah bersiap", Ronan dan Elesis begegas pergi ke stasiun kereta kuda dan berangkat menuju kota Serdin. Menjelang siang hari mereka sudah sampai di Kota Serdin.

Elesis: Wahh.... keren sekali kota ini. Baru pertama kali aku pergi ke kota yg lain. Ngomong", Perguruan Violet Mage dimana yah?
Ronan: Kalo itu kita masih harus berjalan sampai diatas bukit itu.
Elesis: Kamu tau banyak yah tentang Perguruan Violet Mage.
Ronan: Itu karena aku murid perguruan disana.
Elesis: Eeehhh... kamu bisa sihir Ronan?!
Ronan: Cuma sedikit. Karena sejak dulu keluargaku adalah Magic Knight, makanya aku bisa menguasai sedikit sihir.
Elesis: Ronan coba perlihatkan sedikit sihir donk aku mau lihat.
Ronan: Baiklah. tapi sedikit saja yah.

Ronan mengarahkan tangannya ke ranting pohon kemudian mulai merapal mantra sihir. Dari tangannya sedikit demi sedikit muncul cahaya keunguan. lalu...

Ronan: "Ragna Bolt"!!

DHUARRR....
Tiba" ranting pohon meledak dan terbelah menjadi 2.

Elesis: WOAHHH... HEBAT!! Aku juga mau seperti itu. apa aku bisa?
Ronan: Sihir hanya bisa dilakukan oleh orang tertentu saja. Tapi buat km Elesis. Sihir sepertinya tidak cocok. Hahaha...
Elesis: Hei... apa maksudmu!!

Mereka melanjutkan perjalanan mereka sambil membahas tentang sihir. Akhirnya mereka sampai di Perguruan Violet Mage.

Ronan: Nah... Kita sudah sampai ke Perguruan Violet Mage. Setelah menyerahkan Surat ini maka tugas kita akan selesai.
Ronan: ??? Elesis?! Huaa...

Ronan terkejut krn Elesis sudah tidak ada disampingnya. Sambil kebingungan Ronan mencoba mencari Elesis. Sementara itu Elesis.

Elesis: Wah... gedungnya besar sekali dan kelihatan kuno. seperti yang pernah aku liat di buku dongeng betul ga Ronan?
Elesis: ??? Ronan?! Huaaa... celaka ini gara" kebiasan buruk ku yang suka jalan seenaknya. Aduh... dimana yah aku sekarang?

Sambil melihat sekitarnya, Elesis mencoba mencari jalan kembali. kemudian ia melihat seorang anak perempuan sedang duduk sendirian dibawah pohon yang berada ditengah lapangan.

Elesis: Wah kebetulan sekali. aku tanya saja sama anak itu.

Elesis segera menghampiri anak tersebut.

Elesis: Permisi. Boleh aku bertanya sebentar?
Anak Perempuan: ........ (mengeluarkan suara seperti berbisik)
Elesis: Hmmm... Hei...Permisi.... HOI....
Anak Perempuan: Uwah.......

Akibat suara keras dari Elesis membuat anak tersebut terkejut. lalu dari tongkatnya keluar cahaya yg semakin besar dan....

DHUARRRR.....

Elesis: Uahhhhh.... apaan itu!!

Elesis terpental dan terjatuh ke tanah. pelajar" yang ada di perguruan segera berhamburan keluar dari ruangan karena ingin melihat apa yg telah terjadi. tampak dari kepulan asap, anak perempuan penuh dengan gosong di wajahnya dan ia tampak terlihat sangat marah.

Anak perempuan: GRRRR..... Siapa yg berani menggangguku saat aku sedang melakukan penelitian.
Elesis: Ummm.... maaf aku hanya...
Anak perempuan: KAMU!! Jadi kamu yg mengganggu penelitianku.
Elesis: A.. aku tidak bermaksud...
Anak Perempuan: DIAM!! Sekarang kita adakan duel. aku akan memberikan pelajaran buatmu karena telah mengganggu ku.

Ronan segera menghampiri lokasi bunyi ledakan berasal. Dan sesampainya disana sudah banyak pelajar yg berkerumun sehingga Ronan sukar melihat apa yang terjadi.

Pelajar A: siapa itu yang berani mengganggu Arme. berani sekali dia?
Pelajar B: sepertinya dia bukan pelajar disini deh.
Ronan: (celaka... Elesis)

Di tengah lapangan Anak perempuan itu sudah bersiap untuk melakukan duel dengan Elesis.

Anak Perempuan: Aku. Arme dari Violet Mage Guild akan menantangmu duel. Siapa namamu?!
Elesis: Namaku Elesis. Tapi aku hanya...
Arme: Tidak usah banyak bicara lagi Elesis. Ayo kita mulai. "Fire Bolt".
Elesis: Uah....

DHUAR... DHUAR.... DHUAR...
Arme terus menyerang Elesis dengan Fire Bolt. Tetapi Elesis terus menghindari serangan Arme tanpa membalasnya.

Arme: Hei... kenapa km tidak membalas. Meremehkan ku yah.
Elesis: Bu.. bukan begitu. Aku cuma tidak ingin menyakiti orang yang tidak ku kenal.

Mendengar hal tersebut membuat Arme semakin berang.

Arme: Grrr... baiklah kalo begitu aku tidak akan menahan diri. 'Magic Circle"

Arme mengeluarkan lingkaran sihir besar sehingga mau tidak mau Elesis harus menahannya.

Elesis: Uwaa.... lingkaran apa ini?! aku terus terdorong ke belakang.
Arme: Huh. Lumayan juga km Elesis bisa menahan serangan itu. Tapi tidak hanya itu saja. Coba terima yg ini juga. "Lightning Bolt".
Elesis: UUUAAAARRRGGHHHH......

Karena menahan serangan Magic Circle, Elesis tidak dapat menghindar dan terkena sengatan petir yang dikeluarkan Arme.

Arme: Fuhh.. rasakan serangan tadi. kamu pasti tidak dapat berdiri lagi.
Elesis: Hosh..hosh...hosh...

Elesis tetap berusaha berdiri dengan menahan pedang kayunya sebagai penahan.

Arme: APA!! Masih belum cukup?! Kali ini pasti km tidak dapat bertahan lagi.

Arme mulai merapal mantra kembali. sepertinya mantra kali ini sangat berbahaya karena pelajar" yg tadinya menonton pertarungan mereka segera berhamburan melarikan diri agar tidak berada didekat tempat pertarungan.

Elesis: (aku pasti tumbang jika terkena serangannya sekali lagi. apa yg harus aku lakukan?)

Tiba" Elesis teringat peristiwa sebelumnya. segera Elesis mengangkat pedang kayunya dan melemparkannya ke Arme yg sedang merapal mantra. pedang tersebut tepat mengenai kepala Arme lalu...

Arme: Ouch.. Eh?!! (celaka)

Karena Mantra yang diucapkan tidak selesai, kembali tongkat yg dipegang Arme bersinar dan.....

DHUARRRR.....
Ledakan kali ini lebih besar dari ledakan sebelumnya. membuat Arme juga babak belur dan tidak dapat berdiri tegak.

Arme: Urgghh... Hosh... Hosh... hebat juga km Elesis bisa melukaiku seperti ini.
Elesis: Hosh... Hosh... aku cuma ingin menghentikan pertarungan ini. tidak ada maksud lain.
Ronan: CUKUP!!
Arme dan Elesis: Ronan?!!
Ronan: Aduh kalian gimana sih padahal aku ingin memperkenalkan kalian dengan baik" malahan jadi begini. Terus km Elesis. kita kan ada tugas yg harus diselesaikan, kenapa malah jalan"!!
Elesis: Maaf. Soalnya aku terlalu senang sih.
Ronan: Terus km jg Arme. masih saja emosi km tidak dijaga. tadi km hampir menghancurkan perguruan lagi tahu.
Arme: Maaf. Habisnya...
Ronan: Sudah. Sudah. yg sudah terjadi lupakan saja. yg penting sekarang kalian harus saling memaafkan.
Elesis: Maaf yah Arme. Tadi aku tidak sengaja mengganggu penelitian km.
Arme: Maafkan aku jg Elesis krn gampang marah sampe buat km babak belur begitu.
Elesis: Hehehe... gpp. ini juga pengalaman buatku pertama kali menghadapi penyihir.
Arme: Hehehe... ini jg pengalaman pertamaku kalah.

Akhirnya dari perkelahian menjadi persahabatan yang akan mengikat mereka pada takdir yg mereka akan hadapi.
Dari kejauhan dibalik kaca sebuah ruangan di perguruan, ada seseorang memperhatikan mereka.

????: Menarik. Mereka bisa menjadi data yang cukup berharga.

To be Continued... 
 
Chapter 5. Sweet Apple

Suatu hari yang cerah di kota Kanavan. Hari ini Ronan dan Elesis tidak ada latihan di tempat pelatihan calon knight. Elesis mengajak Ronan untuk menemui temannya yang berada di hutan Eryuell sebagai ganti Ronan memperkenalkan Arme kepadanya. Sesampainya mereka di hutan Eryuell...

Ronan: Apa kita sudah sampai?
Elesis: Sebentar lagi. Didepan sana terdapat lapangan ditengah hutan. Disana aku sering berlatih dengannya.

Akhirnya mereka sampai di sebuah lapangan yang cukup luas yang berada di tengah hutan. daun yang lebat dari pepohonan sekitarnya memberikan suasana teduh karena menutup sebagian cahaya matahari yang terik. Hembusan angin yang semilir membuat orang yang ada disana merasa segar.

Elesis: HOOOIIII.... Ini aku sudah datang.

Setelah Elesis memanggil, tiba" muncul sosok dibalik pohon.

Lire: Huh... dasar km Elesis. janjinya mau datang pagi malah sampenya sudah tengah hari. Gimana sih km?
Elesis: Hehehe... Maap. aku kesiangan bangun. ini juga aku dibangunin sama Ronan. Eh... iya. Ronan perkenalkan ini Lire teman Elf ku.

Ronan terpaku karena baru pertama kali ia melihat seorang Elf karena untuk dapat bertemu dengan seorang Elf hal tersebut tidak mungkin bisa dijumpai dengan sengaja.

Ronan: (Uwaa... ternyata Elf itu benar" ada. selain itu ... cantik.)
Elesis: WOI... ngapain km. kok bengong.
Ronan: Eh..?! Oh iya!! Pe..perkenalkan namaku Ronan. Ronan Erudon.
Lire: Hihihi... Salam kenal juga. Namaku Lire.
Elesis: Nah Ronan. Lire ini adalah senjata rahasiaku berlatih. Hehehe...
Ronan: Pantas saja km memiliki gerakan yg cukup lincah saat menghindari serangan. selain itu juga kemampuan menahan serangan panah yang hampir sempurna.
Elesis: Hehehe... ini berkat latihan berat yg diberikan Lire loh.
Lire: tidak juga. ini juga karena Elesis ingin melewati batasan" yg ada pada dirinya sehingga ia lebih cepat berkembang.
Ronan: Kalo gitu aku boleh juga donk berlatih bersama kalian.
Elesis: Enak saja. Lire kan senjata rahasiaku. enggak akan kuberikan pada orang laen.
Ronan dan Lire: Hahaha.....

Saat mereka bercakap-cakap, tiba" tanah bergetar kencang, terdengar bunyi langkah berat seakan ada orang yang sangat besar akan segera mendekat. dan muncul bayangan raksasa dari balik pepohonan.

Dhum, Dhum, Dhum...

Elesis: Uwaaa.... ada apa ini? apa yang terjadi Lire?
Lire: Suara langkah ini sudah tidak asing lagi. Ini pasti...

Dari Balik pepohonan munculah sosok pohon raksasa yang sangat besar. ia memiliki 2 kaki dan 2 tangan layaknya seperti manusia. bentuk ranting dan lekukan pada batang pohonnya mirip seperti wajah manusia. lalu...

Pohon Raksasa: GROOOAAAARRR.....

Elesis: Wahh... pohon besar itu mengamuk.
Ronan: Kalian harus hati" ia akan segera menyerang kita.
Lire: Ini tidak mungkin. Kamu tetua Treant kan?! Penjaga hutan ini.

Treant: GRRROOOOAAAARRR....
Treant segera mengangkat kedua tangannya dan mulai memukul ke tanah mamba-bibuta.

Elesis: Uwaaa... cepat berpencar.
Ronan: Ambil jarak aman agar tidak terkena serangannya.

Berbeda dengan Elesis dan Ronan, Lire adalah Elf yg sangat lincah. semua serangan Treant dapat dihindarinya tanpa masalah. Kemudian Trean mengambil sesuatu didahan pohon yang ada di kepalanya. lalu melemparkan benda tersebut kearah Elesis.

Wushh...

Elesis: Heahh...

Dengan sigap Elesis menebas benda yg dilempar tersebut. ternyata benda tersebut adalah...

Elesis dan Ronan: Apel?!
Elesis: kelihatannya enak cobain ah... Kraus... nyam...nyam... hoo... enakk...
Ronan: iya dan juga manis.
Lire: Hei... kok kalian bisa"nya makan disaat seperti ini!!

Mendengar panggilan Lire, Elesis dan Ronan segera besiap kembali menghadapi serangan Treant. Sementara itu Lire mencoba mendekati Treant dengan melompati tangan dan berjalan diatasnya agar dapat berbicara langsung dengan Treant.

Lire: Tetua. Sadarlah. Apa yang terjadi?!
Treant: GROAAAA....
Lire: Ah... ini....

Lire segera menyadari sesuatu lalu dengan cepat Lire menghampiri Elesis dan Ronan.

Lire: Elesis, Ronan. Aku tau cara menghentikannya. kalian ikuti aku sambil memancing tetua Treant mengejar kalian.
Ronan: Baiklah. kita akan memancingnya untuk mengejar kita.
Lire: Setelah sampai tempat yang aku tunjukkan kalian harus menyerang persendian kakinya sekuat tenaga. kalau tidak serangan biasa tidak akan mempan padanya.

Setelah memberi instruksi, Lire segera memimpin mereka menunjukkan jalan tempat yg akan mereka tuju. Elesis dan Ronan sibuk mengalihkan perhatian Treant agar mengejar mereka dengan menimpukkan batu yang ada. setelah sampai di sebuah daerah lapang lainnya, Lire memberi instruksi untuk menyerang.

Lire: Sekarang!!
Ronan: "Rune Spiral"!!
Elesis: "Mega Slash"!!

DUAR...
Serangan yang cukup kuat tersebut cukup membuat Treant kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh ke danau. ternyata tempat yg dituju oleh Lire adalah sebuah danau ditengah hutan.

Elesis: Apakah kita berhasil?!
Ronan: Harusnya serangan tadi cukup berasa untuknya.

Tiba" Treant bangkit kembali dari danau dan berdiri tegak.

Treant: HUAAA....
Elesis: Uwaaa.... kita gagal!!
Treant: Huh... apa yg terjadi?! kenapa aku ada disini?!
Lire: Huh. dasar tetua merepotkan saja.
Treant: Oh, Lire!! Apa kabar?!
Lire: Tetua mabuk lagi kan?! aku kan sudah bilang agar tetua tidak minum terlalu byk!!
Ronan, Elesis; Mabukkk?!!
Treant: Hohoho...Maaf Lire, karena Sake Apel yang ku buat dari Apel yg berbuah kali ini cukup byk aku jadi lupa diri. dan maaf juga buat teman" Lire. kalian pasti kerepotan karena ulahku.
Ronan: tidak juga. kami juga minta maaf karena telah menyerang kaki tetua.
Treant: hah?! serangan apa?! aku tidak merasakan apa"!! hohoho...
Elesis: jadi serangan terkuat kita tadi...
Treant: Hohoho... sudah jangan perdulikan hal kecil itu. sebagai permintaan maafku bagaimana aku berikan kalian masing" sekarung apel dari pohon ku.
Ronan dan Elesis: MAUUUU...!!

Setelah Elesis dan Ronan mendapatkan masing" satu karung apel. mereka pamit kepada tetua Treant dan Lire. dan mereka berjanji akan mengunjungi tetua jika sedang bermain di hutan Eryuell.

To be continued... 
 
Chapter 6. Mysterious Egg

Suatu hari di hutan Eryuell, Elesis sedang berlatih dengan Lire seperti biasa.

Wush, wush, wush ...
Trak, Trak, Trak ...

Lire: Huff... setiap kali pertemuan kamu selalu membuatku terkejut dengan perkembanganmu Elesis.
Elesis: Hosh, hosh.... kamu juga. setiap kali bertemu seranganmu semakin cepat dan banyak saja. Hehehe...
Lire: Itu juga karena perkembanganmu yg terlalu cepat sehingga aku harus juga dapat mengimbangimu.
Elesis: Op, op.... time out. Hosh, hosh ... hari ini cukup dulu yah. soalnya aku masih harus berlatih di tempat pelatihan calon knight.
Lire: ow... ya sudah. hmmm... padahal aku baru mulai ingin serius.
Elesis: Ehhhh... tadi baru pemanasan?! aku kira kamu sudah serius. gimana kalo serius begini saja aku sudah kelelahan.
Lire: Hahaha... Ow yah, tetua Treant menitipkanku ini untuk diberikan kepadamu.

Lire menyerahkan sebuah benda berbentuk oval yang mirip seperti telur.

Elesis: Hmmm... ini telur kan? wah tetua tau saja aku suka makan telur. nanti setelah aku pulang langsung minta ibu memasaknya.
Lire: Ehhhh... jangan dimakan. ini memang telur, tapi bukan buat di makan.
Elesis: Yahh... sayang donk kalo gitu. Terus harus aku apakan telur ini?
Lire: Tetua bilang kalau kamu harus membawanya terus kemana pun km pergi.
Elesis: Sampai kapan aku harus membawanya?
Lire: Tidak tau. Tetua tidak bilang sampai kapan tapi dia ada bilang kalau itu sebuah kejutan.
Elesis: Ow... Baiklah kalau begitu. aku harus segera pergi sekarang. Sampaikan terima kasih ku pada tetua yah.
Lire: Ok. Hati-hati dijalan.

Setelah berpamitan, Elesis segera pergi menuju tempat pelatihan calon knight. Beberapa saat kemudian, akhirnya Elesis sampai di tempat pelatihan.

Elesis: Hosh, hosh ... akhirnya sampai tepat waktu.
Pelatih Calon Knight: Tepat waktu kepalamu. Yang lain sudah mulai latihan utama.
Elesis: Huwaa.... Pe Pelatih? Ma maaf aku ada keperluan lain tadi jadi...
Pelatih Calon Knight: Tidak ada alasan. Buat yg telat harus menerima hukuman lari keliling lapangan 5x.
Elesis: Ehhhhhh... tapi tadi aku baru saja lari.
Pelatih Calon Knight: Tidak ada tapi tapian. ayo cepat laksanakan. jangan kira km berbakat bakal diperlakukan khusus.
Elesis: Huuuuhhh... Baik Pelatih.

Elesis akhirnya menyelesaikan hukumannya dan terkapar karena kelelahan.

Elesis: Hosh, hosh, hosh ... dasar pelatih kejam. hosh, hosh...
Ronan: Hahaha... itu karena km sering telat sih. Ini handuk buat km.
Elesis: Huh? Oh km Ronan. Thanks.
Ronan: Kali ini kenapa lagi telatnya. Pasti habis dari hutan Eryuell dan kamu lupa kalau hari ini ada latihan.
Elesis: Tidak juga. Aku inget kok kalau hari ini ada latihan cuma karena aku terlalu asik berlatih tau-taunya waktu sudah siang.
Ronan: Hmmm... Hei apa yg kamu bawa di kantongmu?
Elesis: Oh. Ini? Ini telur yg diberikan tetua Treant padaku. Dia bilang aku harus membawanya terus menerus. Aku penasaran sebenarnya telur ini apa sih. apa kamu tau sesuatu Ronan?
Ronan: Hah? Kamu tidak tau telur apa ini? hmmm... sebaiknya kamu tunggu saja kejutannya nanti.
Elesis: Loh kok kata-katamu mirip sama yang dikatakan tetua. kamu pasti tau kan Ronan.
Ronan: yah kalau dikasih tau nantinya bukan jadi kejutan lagi dong.
Elesis: Benar juga. Hup... tenagaku sudah kembali pulih. ayo kita lanjutkan latihan. hehehe...

Elesis akhirnya menyelesaikan latihannya pada hari tersebut. Setelah beberapa hari menerima telur dari tetua Treant, Elesis merasa bingung karena tidak ada perubahan sama sekali pada telur tersebut. Hari ini Elesis menuju hutan Eryuell untuk menanyakan langsung pada tetua Treant tentang telur yang diberikannya.

Elesis: Huh... sudah beberapa hari aku membawa telur ini tapi tidak ada tanda-tanda perubahan apapun. apa telur ini rusak yah? Hmmm... sebaiknya aku menanyakan langsung pada tetua Treant.

Setelah berjalan beberpa lama di hutan Eryuell, Elesis baru sadar bahwa dia tersesat karena selama perjalanan terlalu memikirkan telur tersebut. Elesis kemudian memutuskan berjalan kembali mengikuti jalan yg sebelumnya ia lewati. Akan tetapi ratusan mata muncul memperhatikan Elesis dari balik semak pohon.

Srak, srak, srak, srak ...

Elesis: Siapa itu?!

Elesis segera menyiapkan kuda-kudanya untuk menghadapi serangan monster. Dari semak belukar muncul puluhan monster jamur yang mengepung Elesis.

Elesis: Apa?! Banyak sekali. Jangan-jangan ini monster jamur liar yg tinggal di selatan Hutan Eryuell yg pernah dikatakan oleh Lire.

Monster jamur mulai menyerang satu persatu tetapi Elesis dapat menghadapinya dengan mudah. Karena jumlah monster jamur yg sangat banyak dan tidak ada tanda-tanda untuk mereka berhenti menyerang, Elesis mulai kelelahan.

Elesis: Hosh, hosh, hosh... (mereka sih mudah dilawan. tapi kalau jumlahnya segini aku bisa kewalahan juga. aku harus segera mencari cara untuk kabur)

Karena Elesis terlalu fokus pada sekelilingnya, tiba-tiba seekor monster Jamur menyerangnya dari atas pohon.

Elesis: Hah!! Celaka.

Monster Jamur menghantam tubuh Elesis yg kelelahan membuat Elesis terpental dan menjatuhkan pedangnya.

Elesis: (uwa... habis lah aku kali ini)

Saat terakhir sebelum para monster jamur menyerang Elesis, tiba-tiba muncul cahaya terang dari kantong Elesis dimana ia menaruh telur. Telur tersebut mulai berdetak seakan ada benda yang ingin keluar dari sana. Para monster jamur mulai mundur karena silau akibat cahaya yg muncul dari telur. dan kemudian ...

Crak... telur tersebut pecah dan...

???: Piiiiiip!!
Elesis: ..... Anak Ayam?

Mendengar apa yg dikatakan Elesis binatang yang muncul dari telur seperti anak ayam tersebut kelihatannya marah dan kemudian memukul Elesis.
Plak!!

Elesis: Uwaa... anak ayam yg kasar.
???: enak saja sebut aku anak ayam. Pip
Elesis: Uwaaa... anak ayamnya bisa ngomong
???: Hei aku bukan anak ayam. aku Sidt. tingkatku lebih tinggi dari anak ayam tau. Pip
Elesis: Kamu keluar dari telur tadi?
Sidt: Iya. Karena tuan selalu membawaku maka sebagian besar sifatku berasal dari tuan. Pip
aku disini akan membantu tuan. Pip
Elesis: pantas saja kamu kasar. Baiklah Sidt. tapi bagaimana kita keluar dari kepungan monster ini?
Sidt: kalau itu serahkan padaku tuan. Pip

Sidt segera mangibaskan sayapnya yg kecil. Sedikit demi sedikit mulai muncul pusaran api kecil yang makin lama semakin besar.

Sidt: Sepertinya ini sudah cukup. Pip
"Windy Pillow". Pip

Dengan mengibaskan kedua sayapnya, pusaran api tersebut terdorong kedepan membuat para monster lari menghindari serangan tersebut. dari situ terbentuk jalan untuk melarikan diri.

Sidt: Ayo tuan. aku sudah membukakan jalan untuk kabur. Pip
Elesis: Ayo.

Elesis dan Sidt segera berlari mengikuti jalan keluar yang sudah dibuat dan menjauh dari kumpulan para monster jamur tersebut. setelah sampai di daerah yang aman, mereka mengistirahatkan dirinya.

Elesis: Untuk seukuran anak ayam kamu cukup kuat juga. hehehe...
Sidt: Huh... tuan gimana sih. sudah aku bilang kalau aku bukan anak ayam. Pip
Elesis: Iya, iya. aku tau kok. terima kasih yah tadi km sudah menolongku.
Sidt: Tuan tidak perlu berterima kasih. karena aku ada untuk melindungi tuan. Pip
Elesis: Baiklah kalo gitu. mulai sekarang kita juga berteman yah jangan menganggap aku tuan km terus.
Sidt: Baiklah tuan. pip

Sejak saat itu Sidt selalu menemani Elesis kemanapun ia pergi. Dari sana terjalin ikatan yang sangat kuat tidak hanya hubungan antara Tuan dan piaraannya melainkan teman yang siap membantu kapan saja.

To be continued... 
 

GC Story ~When They are Still Young~ Side Story ~Romance of the Burning Heart~

Kali ini saya akan menampilkan Side Story yang tidak ada hubungannya dengan cerita utama. jalan ceritanya akan berkisaran tentang hal yang romantis berhubung banyak genre romance yang bermunculan menyebabkan saya memiliki ide cerita ini. selamat menikmati.

Chapter 1. Beautiful Day

Saat aku tertidur lelap, tiba-tiba sebuah cahaya hangat perlahan menerangi wajahku. Aku sudah tahu kalau hari sudah pagi. Tetapi rasa kantuk membuatku masih ingin tidur lebih lama lagi. Segera aku membalikkan wajahku ke arah lain agar cahaya tersebut tidak mengganggu tidurku.
Terdengar kicauan burung begitu merdu membuatku semakin terbawa kembali kealam tidurku. Lalu terdengar ketukan keras dari arah pintu yang akhirnya membuatku terjaga.

"Jin, Kamu sudah bangun?"

Dengan perlahan aku membuka kelopak mataku. Lalu menjawab pangilan tersebut dengan malas.

"Ya, sebentar lagi."

Aku segera mencoba bangun. tetapi badan serasa begitu berat sehingga aku harus menarik kedua tanganku ke atas agar kelelahan pada tubuhku hilang. Setelah setengah tubuhku terangkat, aku mengerakkan kepala ke kiri dan ke kanan untuk menambah kesadaranku untuk bangun. Setelah merasa cukup segar, aku segera bangkit dari ranjang dan menuju baskom berisi air yang berada di meja.

Terdengar kembali ketukan dari arah pintu.

"Jin, Kamu sudah bangun?"
"Ya, aku sudah bangun." Dengan nada sedikit jengkel.
"Kalau sudah siap segera ke lapangan yah. Jangan sampai telat."

Setelah mendengar itu, terdengar langkah kaki yang semakin menjauh menandakan orang tersebut telah pergi. Orang tersebut adalah Toni, teman seangkatanku sejak aku bergabung dengan pasukan Silver Knight. Orangnya agak cerewet tapi sebenarnya dia memiliki hati yang sangat baik.

Segera aku mengambil air yang didalam baskom dengan kedua tanganku lalu menyapunya ke wajahku yang lesu agar kembali segar. setelah beberapa kali menyapu wajahku dengan air, akhirnya aku merasa kembali segar. segera aku mengambil handuk yang tidak jauh dari situ lalu melap wajahku yang basah hingga kering.

Setelah mengganti pakaian tidurku dengan seragam harianku, aku mulai memeriksa perlengkapan yang aku pakai agar tidak ada yang kurang. Setelah yakin tidak ada yang kurang aku bergegas keluar dari kamar dan belari menuju lapangan.

Saat hampir sampai ke lapangan, terlihat dilapangan banyak orang yang seumuran denganku berkumpul membentuk barisan. Mereka adalah pasukan Silver Knight muda sama sepertiku. Terlihat Toni sudah berada didalam barisan dan ia segera menyadari kedatanganku kemudian melambaikan tangannya kearahku.

"Hei Jin, sini."

Aku segera menuju ke arah Toni. Ia pasti telah menyiapkan tempat buatku sebab kita sudah cukup dekat sehingga sudah saling menganggap sebagai saudara. Setelah masuk barisan, munculah pelatih Victor memeriksa barisan apakah sudah lengkap atau tidak. Pelatih Victor cukup disiplin dalam melatih pasukan muda seperti kami. Ia tidak segan-segan memberi hukuman bagi yang telat. Untung saja Toni selalu membantuku untuk bangun pagi, kalau tidak sudah pasti setiap hari aku bisa kena hukumannya.

Setelah yakin pasukannya lengkap, kemudian pelatih Victor segera memberi instruksi.

"Hari ini kalian akan melakukan pemanasan seperti biasa dan setelahnya lakukan latihan sparing dengan pasangan latihan kalian. Laksanakan."

"SIAP." Jawab serentak pasukan muda Silver Knight.

Tanpa menunggu lama kami sudah memulai latihan dengan berlari keliling lapangan. Berlari adalah latihan paling dasar untuk meningkatkan stamina. Tetapi jika dilakukan setiap hari rasanya lama-lama bosan juga. Tapi kebosanan tersebut akan hilang jika bersama Toni sebab selama berlari biasanya ia banyak membicarakan hal-hal yang terjadi di markas pasukan Silver Knight.

"Jin, tahu tidak? hari ini ada oracle muda yang datang ke markas ini. Katanya ia sangat cantik loh."
"Memangnya kamu tahu dari mana?"
"Tadi tidak sengaja aku mendengarnya dari para senior. Mereka sepertinya sangat menantikan oracle tersebut datang."

Memang untuk pasukan muda seperti kita kehadiran oracle masih belum terasa berguna sebab oracle yang datang ke markas Silver Knight biasanya untuk meningkatkan semangat dan moral para pasukan Silver Knight yang habis bertempur dan akan berangkat kembali ke medan pertempuran.

Aku terus berlari sambil mengatur nafasku agar tidak cepat lelah karena masih harus melakukan 9 kali putaran lagi. Toni terus asik bercerita seakan ia tidak merasa kelelahan. Tiba-tiba tampak beberapa sosok orang menggunakan jubah yang menutupi tubuh dan wajahnya berlalu disamping bangunan. Diantaranya ada satu orang yang memiliki tubuh paling kecil. apakah orang tersebut oracle yang dibicarakan?

Sambil bertanya-tanya dalam hati, tanpa diduga angin bertiup sangat kencang membuat kami yang berlari terpaksa menghentikan langkah sebentar. Angin tersebut terus berhembus mengarah ke sosok yang menggunakan jubah. Karena angin sangat kencang membuat penutup kepala orang tersebut terbuka. Melihat wajah orang itu membuatku sempat tercengang. Oracle yang dibicarakan Toni tadi ternyata seumuran dengan kami. Ia memiliki rambut merah muda yang diikat dua. Wajahnya terlihat bersinar sehingga orang yang melihatnya tidak akan merasa bosan. Saat menatapnya seolah-olah waktu berjalan sangat lambat. tiba-tiba aku merasakan wajahku menjadi panas dan dadaku terasa sesak. Bukan karena aku kelelahan berlari tetapi ada sesuatu hal yang membuatku bisa begini dan aku masih belum mengerti apa yang terjadi.

To Be Continued..


.